Polisi Temukan Dugaan Tindak Pidana Pembunuhan UPDATE Bocah Tewas di Dalam Toren
Satreskrim Polresta Bandung sudah meningkatkan status kasus tewasnya Aulia (5) di dalam toren air di rumahnya di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung jadi penyidikan. "Setelah kejadian kami lakukan penyelidikan. Dari memeriksa saksi saksi hingga melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari yang kami dapat dalam penyelidikan, kami menemukan adanya dugaan tindak pidana. Sehingga, saat ini kasusnya sudah penyidikan," ujar Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agta Bhuwana via ponselnya, Minggu (19/7/2020). Dengan status penyidikan, artinya, polisi sudah punya dua alat bukti yang cukup tentang adanya tindak pidana dalam kasus bocah diduga dibunuh dan mayatnya disimpan di dalam toren tersebut.
Salah satu alat bukti yang dikantongi polisi yakni hasil visum terhadap korban yang sudah diterima polisi. "Hasil visumnya sudah kami terima. Hasil visum, pada intinya dalam peristiwa itu ada tindak pidana dan saat ini penyidik sedang persiapan penetapan tersangka," kata dia. Seperti diketahui, jasad Aulia ditemukan di dalam toren berkapasitas 1000 liter di lantai tiga rumahnya pada Jumat (17/7/2020).
Usai olah TKP, polisi menduga Aulia tewas dibunuh karena ada bekas luka di tangan kirinya. Aulia sehari sebelumnya,Kamis (16/7/2020) malam sempat hilang. Belakangan, besok paginya bocah nahas itu ditemukan di dalam toren air dalam keadaan tak bernyawa.
Siti Aisyah (29) hanya terduduk murung sembari melihat ibunya, Entin Kartini (43) berbicara. Sesekali, dia masuk ke dalam kediaman orang tuanya karena bayinya menangis. Lantas, kembali bergabung untuk berbincang.
"Paginya saya dan suami ada di rumah kontrakan. Sebelum pergi (mengamen) jam dua siang hari Kamis, nitip ke ibu saya." "Pulang setengah satu malam, lihat di kontrakan enggak ada," ujar Asih, sapaannya, di kediaman orang tuanya dii Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7/2020). Menurutnya, sejak dini hari hingga Jumat pagi, dia berupaya mencari putrinya di sekitar kontrakan, rumah bibi, hingga temannya. Namun tak membuahkan hasil.
"Sampai pagi hari cari enggak ada. Tahu dalam toren jam sembilan pagi. Bilang ke ibu, suami," katanya. Dia menyakini, putrinya tersebut tak mungkin bisa naik hingga menuju toren yang berukuran cukup tinggi tersebut. "Enggak mungkin naik ke toren karena memang tinggi," ujarnya.
Hingga kini, dia bilang tak mengetahui secara pasti keberadaan sang suaminya, Hamid Arifin (25). "Belum tahu lokasi di mana sekarang. Ke kantor polisi enggak ikut," katanya. Seorang bocah 5 tahun ditemukan tewas dalam toren di sebuah rumah kontrakan di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (17/7/2020).
Bocah berinisial AP itu pertama kali ditemukan oleh bocah sebaya yang juga tinggal di rumah kontrakan tersebut. Ia mengira AP adalah boneka. Bocah itu takut melihat jasad AP yang berada dalam toren. Dewi Sudanti (30), mengaku didatangi saudara AP dan menceritakan ada boneka di lantai atas. Saat itu saudara AP melihat sosok yang dikira boneka ditemani Hamid dan Asih, orangtua AP.
Tak lama berselang, dia pun menuju lantai dua untuk mengecek. Penutup bagian atas toren itu sudah dala keadaan terbuka. Selama ini, sepengetahuannya, penutup itu tidak pernah terbuka sama sekali.
Air toren masih dalam keadaan penuh dan bocah 5 tahun itu sudah dalam keadaan mengambang. "Aku melihat kondisi tangan dan kepalanya. Enggak tega lama lihat, habis itu turun," katanya. Menurutnya, setelah itu mulai berdatangan beberapa penghuni lain, warga sekitar, kepolisian hingga petugas pemadam kebakaran.
"Air dalam toren itu aku dengar dikuras dulu oleh damkar. Baru jenazah dikeluarkan," ujarnya. Bocah yang tewas dalam toren itu berasal dari keluarga pengamen. Ia tinggal di lantai dua rumah kontrakan tersebut.
Ia tinggal bersama ibu kandungnya, Asih, dan bapak tirinya, Hamid Arifin (25) lalu kedua paman tiri berinisial Rf (13) dan Ih (8). "Betul, korban sering mengamen dengan orang tuanya di Kota Bandung," ujar Kapolsek Cicalengka, Kompol Aep Suhendi, via ponselnya, Jumat (17/7/2020). Bocah tersebut sempat hilang dan dicari orangtuanya sejak Kamis (16/7/2020).
Orangtuanya kembali dari mengamen dan tidak menemukan keberadaan AP. "Keterangan dari orang tuanya pada malam saat korban hilang, mereka sedang mengamen. Bapaknya pulang ke kontrakan pukul 22.00 hari Kamis dan istrinya pulang pukul 01.00 dini hari Jumat," ujar dia. Namun, keduanya tidak mencari anaknya karena disangka tidur di rumah neneknya. Apalagi, saat itu sudah larut malam.
"Baru paginya mencari korban," ujar Kapolsek. Oran tua korban dan dua paman korban dimintai keterangan seusai penemuan korban di dalam toren. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Saptono Erlangga, menambahkan, pada pagi harinya, Hamid dan adiknya, Ih mencari cari korban. Pencarian tertuju pada sebuah toren air.
"Di sana jasad ditemukan sudah terbujur kaku menggunakan baju warna hitam motif bunga dan celana pendek hitam," kata dia. Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agtha Bhuwana, menduga anak usia 5 tahun yang ditemukan di dalam toren di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, meninggal akibat dibunuh. "Ada dugaan pembunuhan. Saat ini jenazahnya sedang diautopsi. Hasil autopsi akan menunjukkan penyebab kematiannya," kata Agta via ponselnya, Jumat (17/7/2020).
Dugaan pembunuhan itu dikuatkan dengan temuan yang mencurigakan di tubuh korban. "Ada luka di tangan kiri. Dari situ diduga ada sesuatu yang tidak beres. Makanya langsung diautopsi," ujarnya. Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan polisi di lokasi toren di rumah kontrakan tempat toren berada. Sejumlah pihak sudah dimintai keterangan. Seperti dari orangtua dan paman korban.
"Empat orang saksi yang merupakan keluarganya telah dimintai keterangan," kata Agtha.