Lima Saran Grant Thornton buat Pengusaha Agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Badai Covid-19

Pandemi Corona (Covid 19) di Indonesia sejak bulan Maret 2020 lalu membuat banyak aktivitas bisnis mandeg. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini diperkirakan akan turun. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi, ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 2,3 persen akibat pandemi. Perusahaan jasa konsultan manajemen dan keuangan Grant Thornton Indonesia memberikan 5 kiat agar dunia usaha bisa melewati fase krisis ini dan perusahaan tetap bertahan. Berikut ini kelima kiat tersebut:

1. Cash Management Pengaturan arus kas menjadi kunci utama perusahaan untuk dapat melewati tantangan berat di tahun 2020 ini. Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia di acara diskusi dengan media via streaming, Selasa petang, 19 Mei 2020 mengatakan, pengelola perusahaan perlu mengambil langkah langkah untuk mengamankan persediaan kas mereka termasuk mengambil tindakan yang diperlukan.

Antara lain, memperpanjang pembayaran kreditor, negosiasi penangguhan pembayaran sewa dan kredit bank, negosiasi dengan pelanggan untuk pembayaran lebih awal hingga mempertimbangkan keringanan pajak maupun program pemerintah yang memberikan kemudahan bagi pengusaha. Cash Management juga mencakup aspek kemampuan perusahaan memprediksi posisi keuangan jangka pendek dan menengah dengan baik. 2. Contingency Plan Panduan tanggap darurat perlu langsung disusun untuk mengetahui apa saja sektor krusial dalam perusahaan dan memastikan strategi yang akan diambil aman untuk kelangsungan bisnis ke depannya.

Pengusaha perlu mengetahui pula di mana titik titik kritis dalam rantai pasokan, menyiapkan cadangan darurat saat persediaan menipis dan mengidentifikasi pasokan alternatif termasuk dalam perencanaan darurat ini. "Pastikan juga karyawan karyawan yang berada di posisi krusial untuk mendukung bisnis perusahaan tetap dapat bekerja dengan fleksibilitas tinggi melalui kebijakan work from home dan remote meeting," sebutnya. 3. Pengelolaan Pemegang Saham

Di bagian ini pengusaha harus bisa memperkiraan arus kasnya agar bisa menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih kuat saat berdiskusi dengan para pemegang saham. Pengusaha disarankan agar proaktif dan mengambil inisiatif untuk secara aktif berhubungan dengan otoritas pajak, pemberi pinjaman hingga supplier utama untuk tetap mendapat dukungan keuangan yang mungkin saja tersedia. 4. Perhatikan Nasib Karyawan

Disebutkan, memahami profil karyawan menjadi sangat penting dalam situasi ini untuk menemukan berbagai opsi untuk solusi tenaga kerja dalam perusahaan. Pada beberapa situasi, pengusaha akan menghadapi posisi sulit antara mempertahankan karyawan atau harus melakukan pengurangan demi kelangsungan bisnis. Kebijakan yang jelas untuk work from home, unpaid leave hingga kapan karyawan harus dikarantina di kondisi kesehatan tertentu perlu disampaikan agar karyawan tahu bagaimana posisi mereka dan dapat menerima pesan dari pemimpin bisnis.

5. Bentuk Tim Manajemen Krisis Bentuk tim khusus dan pastikan perwakilan dari tiap divisi saling berkomunikasi untuk membahas dan menentukan prioritas masalah yang dihadapi perusahaan dan mengantisipasi masalah yang dapat muncul ke depannya. Komunikasi sejak dini dan keterbukaan dengan tim dapat membangun sistem komunikasi yang sehat dan menjangkau semua karyawan baik mereka yang bekerja dari rumah maupun yang masih melakukan pekerjaan di kantor.

"Komunikasi yang baik juga mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran para karyawan," ujarnya. “Kunci untuk bertahan adalah tetap optimis dan selalu beradaptasi dengan keadaan, pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur baik dimasa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan semula,” ungkapJohanna Gani.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *