Ini Komentar Camat & Saksi Viral Video Warga & Bu RT Cekcok Gegara Tanya Jatah Sembako di Koja

Sebuah video yang menunjukkan keributan antara warga dan pengurus RT di Jakarta, viraldi media sosial. Keributan dipicu masalah pembagian sembako bagi warga terdampak pandemi Covid 19. Keributan diduga berujung penganiayaan terhadap Nur.

Cerita bermula saat Nur meminta jatah bantuan sembako dari pemerintah di tengah pandemi virus corona atau covid 19. Nur merasa dirinya tercatat sebagai penerima bantuan sembako. Namun sembako yang diharapkan tak urung juga diterima.

Nur pun mendatangi kediaman Ketua RT untuk meminta haknya. Namun, IbuRT merasa Nur tidak layak mendapat bantuan karena tidak berdomisili di daerah itu. Karena alasan itu, Nur pun pergi menemui Ketua RW untuk mendapatkan kejelasan.

Rupanya, IbuRT merasa geram karenaNur melaporkannya kepada Ketua RW setempat. Ngapain nanya Pak RW? Pak RW tidak berhak, yang berhak di wilayah ini saya. Bertahun tahun nggak berdomisili di sini, giliran dengar dapat sembako datang kesini, kamu pernah bayar iuran nggak ke saya? "ujar IbuRT dalam video yang tersebar di jagat maya.

Bahkan keluarga RT pun sampai mengusir Nur dengan mengancam membuatkannya surat pindah. Setelah itu, keributan masih terjadi sampai sampai keluarga RT tersebut diduga menganiaya Nur. Akibat penganiayaan tersebut, Nur mendapatkan beberapa luka lebam di wajahnya.

Cerita viral tersebut diunggah akun bernama Rafael Rafa pada Kamis (23/4/2020) lalu. Dalam keterangannya, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (22/4/2020) lalu, pukul 15.00 WIB. Lokasinya tepat di Jalan Rawabinangun II RT 006 RW 008 RawabadakUtara, Koja, JakartaUtara.

Hingga Jumat (24/4/2020), postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 9.4 ribu kali. Postingan tersebut pun dikomentari sebanyak 15 ribu kali oleh warganet di Facebook. Rafa, saudara sepupu korban yang menuliskan cerita tersebut, membenarkan kejadian yang dialami oleh Nur.

Rafa mengatakan, setelah dianiaya, sepupunya itu langsung melapor kepada kepolisian setempat. Hingga Jumat (24/4/2020) siang tadi, Rafa juga menuturkan, sepupunya masih mengurus perkara tersebut di Polres Metro JakartaUtara.

"Dari pihak korban sedang melaporkannya ke polisi." "Dia sekarang lagi mengurus ke Polres," kata Rafa. Rafa pun mengaku tak terima bila keluarganya sampai dianiaya hanya gara gara sembako.

Rafa menuturkan, keluarga Ketua RT tersebut belum meminta maaf. Malahan, keluarga Ketua RT itu ingin melaporkan balik tindakan Nur. "Saya dari pihak keluarga merasa tidak terima, korban masih di Polres."

"Sampai saat ini tidak ada permintaan maaf dari pihak RT nya." "Malah dia mau bikin laporan, mau balikin lapor memutar balikan fakta, tapi belum ditanggapin sama polisi," pungkasnya. Pembagian bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali menimbulkan masalah.

Dalam sebuah unggahan viral dari akun Facebook Rafaell Rafa, seorang warga disebutkan mengalami pemukulan dan pengeroyokan oleh ketua RT RT 007/RW 008 Rawabadak Utara, Kecamatan Koja, JakartaUtara. Dari informasi itu, disebutkan bahwa pemukulan terjadi hanya karena warga tersebut bertanya soal bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta. Pemilik akun juga mengunggah foto foto diduga korban yang mengalami luka di wajahnya.

"Ditanya baik baik soal sembako kok jadi RT nya ngotot dan bicara kasar kepada warganya, dan ngusir warganya juga," tulis akun tersebut seperti dikutip pada Jumat (24/4/2020). Terkait informasi viral tersebut, Camat Koja Ade Himawan membenarkan bahwa insiden tersebut terjadi di wilayahnya. Menurut Ade, insiden tersebut bermula ketika dua orang warga bernama Nurhayati dan Nuraini menanyakan terkait bantuan sosial dari Pemprov DKI ke RW setempat.

Dikatakan Ade, pihak RW kemudian menginformasikan bahwa bantuan sosial tersebut ditangani oleh pihak RT. Mendapatkan informasi tersebut, keduanya lantas menanyakan kepada Ketua RT 007 yang bernama Imas. Dari keterangan yang diterima Ade, pihak RT memutuskan untuk mengembalikan bantuan sosial tersebut ke Dinas Sosial lantaran Nurhayati tidak terdaftar sebagai penerima bantuan.

Pasalnya, lanjut Ade, yang bersangkutan sudah bertahun tahun pindah ke Bekasi. "Nurhayati tidak tinggal di situ lagi, jadi dia tidak berhak menerima bantuan, dikembalikan ke Dinas Sosial," kata Ade kepada wartawan. Perselisihan diawali dari adanya aksi adu mulut antara kedua warga tersebut dengan ketua RT dan anaknya, Prita.

Informasi yang diterima Camat, perkelahian ini terjadi setelah Nuraini dan Nurhayati mengucapkan sumpah serapah kepada ketua RT. "Saya dapat informasi dari bawah, saksinya udah ada. Nuraini kakaknya, Nurhayati adiknya, setelah keluar itu marah, sumpah serapah didengar sama anaknya bu RT," ucap Ade. "Karena anaknya membela ibunya mungkin terjadi cekcok mulut berarti kan si Prita kan dikeroyok, kok yang dikeroyok yang menang," imbuh dia.

Rusli (65) mengatakan bahwa insiden itu terjadi pada Kamis (23/4/2020) sore. Kala itu, dua orang yang masih memiliki hubungan saudara dengan Rusli, Nurhayati dan Nur Ayni, menanyakan bantuan sosial dari pemerintah kepada ketua RT setempat, Imas. Namun, jawaban dari pengurus RT dinilai tidak membuatnya puas. Nur Ayni lantas mengucapkan kata kata kasar yang membuat anak perempuan Imas, Prita, geram.

"Rupayanya Nung (Nur Ayni) ini ngomongnya agak kasar ke anak ibu RT, si Prita. Tapi saya bilang ke dia (Prita) supaya pulang, pulang dia," kata Rusli saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/4/2020). Perkelahian pun tidak dapat terelakkan antara Nur Ayni dan Prita. Kata Rusli, Nur Ayni yang tengah berada di motornya sampai turun dan menghampiri Prita hingga terjadi jambak jambakan antar keduanya.

Rusli pun mengganggap tak terjadi pengeroyokan dalam insiden kemarin sore. "Kalau pengeroyokan nggak ada hanya misahin nya waktu itu manusianya banyak," kata dia. Ditambahkan Rusli, Nur Ayni sendiri bukan merupakan warga setempat, melainkan warga Lagoa, Koja, JakartaUtara.

Sementara Nurhayati sudah sejak lama tinggal di Bekasi, Jawa Barat meski masih terdaftar di Rawabadak Utara, Koja, JakartaUtara.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *