Kronologi Bocah 4 Tahun di Cirebon Digigit Ular Weling di Kaki saat Tidur hingga Meninggal Dunia
Adila Oktavia, seorang balita berusia empat tahun asal desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Jawa Barat meninggal dunia setelah digigit ular weling. Anak dari pasangan Rusmiati (24) dan Mukmin ini dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat lima hari di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon sejak Sabtu (8/2/2020)dinihari. Diberitakan Adila digigit ular saat sedang tidur di rumahnya, Jumat (7/2/2020) sekitar pukul 23.30 WIB.
Saat kejadian, kedua orang tua Adila terbangun setelah mendengar tangisan bocah 4 tahun itu. Setelah diperiksa, ternyata didapati seekor ular weling menempel di betis Adila. Di tumit Adila terdapat darah dan bekas gigitan.
Kedua orang tua Adila dengan pengetahuan yang terbatas mencoba untuk menangani gigitan ular tersebut dengan cara mengikat kaki anaknya, setelah itu Adila ditidurkan kembali. Namun karena terus merintih kesakitan, akhirnya pada Sabtu (8/2/2020) dinihari, Adila dibawa ke Rumah Sakit Putera Bahagia. Pihak rumah sakit kemudian merujuk Adila ke RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.
Sampai di parkiran rumah sakit, Adila muntah dan sesak nafas hingga tak sadarkan diri. Masih mengutip dari sumber yang sama, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSUD Gunung Jati Siti Maria mengatakan pihak rumah sakit telah memberikan anti bisa ular (SABU). Namun demikian tidak ada perubahan berarti pada kondisi Adila.
Bahkan, lima hari dirawat di RSUD tersebut, biaya yang ditanggung sudah mencapai Rp 37 juta. Kondisi kesehatan Adila dinyatakan kritis sejak Sabtu pagi, beberapa jam setelah dibawa ke RSUD Gunung Jati. Hari demi hari kondisi Adila semakin menurun hingga akkhirnya pada Rabu (12/2/2020) malam sekitar pukul 20.30 WIB, Adila dinyatakan meninggal dunia.
“Kabarnya, (dinyatakan meninggal dunia) tadi malam, sekitar pukul 20.30 WIB,” kata Kosasih, Kepala Desa setempat, Kamis (13/2/2020). Atas kejadian tersebut, Kepala Desa setempat, Kosasih memohon agar pemerintah Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, hingga pemerintah pusat agar dapat membuat serum anti bisa ular weling yang sangat mematikan. “Mohon kepada pemerintah Kabupaten Cirebon untuk menindaklanjuti dan mohon bantuannya apabila ada kejadian seperti ini lagi agar cepat untuk mengatasi ular jenis macam ini," kata kosasih dikutip dari .
"Karena sampai saat ini belum ada obatnya di Cirebon khususnya, umumnya di Indonesia. Mohon pemerintah,” kata kosasih mengulang ulang permohonannya. Dia mengaku turut berduka dan sedih. Dia khawatir ada warga Desa Pamengkang dan lainnya yang mengalami hal serupa dan tidak bisa tertangani karena tidak adanya anti bisa.
Atas dasar itu, dia mengimbau agar masyarakat melakukan kerja bakti secapatnya untuk membongkar sarang ular berbahaya di lingkungan rumah masing masing warga. Ular Weling adalah ular berbisa yang sangat mematikan dan lebih kuat LD 50 daripada Naja kaouthia (kobra). Bisa ular weling bersifat neurotoksik dan menyerang sistem saraf hingga menyebabkan kematian pada manusia.
Kematian otak, mati lemas karena kelumpuhan otot dan saraf yang diperlukan untuk fungsi fungsi penting seperti diafragma, atau jantung, sering menjadi penyebab kematian. Gejala yang timbul pada korban gigitan, satu di antaranya adalah kesulitan bernapas. Dilansir , tingkat kematian (Untreated Mortality Rate) akibat gigitan weling pada manusia sebesar 60% hingga 70%.
Ular weling suka memakan ular jenis lain yang berukuran lebih kecil. Selain itu, hewan dengan nama latin Bungarus Candidus ini juga gemar memakan kadal, tikus, katak dan hewan kecil lainnya. Pada malam hari, ular ular ini menggigit dengan mudah, terbukti dengan banyaknya gigitan yang terjadi pada malam hari bagi orang orang yang biasanya berbaring di lantai.
Kelumpuhan otot dan saraf yang berakibat tidak berfungsinya jantung dan diafragma sering menjadi penyebab kematian.